Jas Bespoke yang dikenal sekarang ini adalah hasil dari keahlian menjahit, merajut, memotong, dan menciptakan bentuk tubuh manusia dalam kain yang dibentuk selama berabad-abad lamanya. Jas bespoke berkembang perlahan namun pasti di Eropa pada abad 12 dan 14. Sebelumnya, pakaian hanyalah sekedar kain yang berfungsi untuk menutup tubuh dan melindungi dari cuaca. Pada era Renaisans, dunia seni dan budaya berubah dimana pakaian menjadi cara untuk pengekspresian diri.
Sepanjang abad ke 17, mode masih sangat dipengaruhi oleh cara berpakaian kerajaan. Raja Louis XIV yang memerintah dari tahun 1643 hingga 1715 menjadi pusat munculnya mode terbaru. Pada periode ini mulai ada perubahan di mana pakaian pria mulai menjadi hal yang umum. Doublet dan jubah feminin yang sudah menjadi standar sejak abad 14 digantikan oleh mantel pria yang pas, rompi, serta celana panjang. Pada abad 19, mantel hitam yang mengkilap dan topi silinder serta payung Inggris yang ikonik menjadi elemen standar mode di negara tersebut.
Savile Row: Jalanan Para Penjahit di London
Savile Row adalah sebuah jalan yang tenang dan tidak terlalu mencolok di London. Jalan ini terkenal di dunia sebagai pusat pakaian custom di Inggris, dimana Savile Row adalah destinasi utama untuk mendapatkan setelan jas bespoke. James Poole, seorang pemuda dari Shropshire, membuka toko kain dekat Brunswick Square pada tahun 1806. Dan pada tahun 1815 saat Pertempuran Waterloo, Poole sudah membuat seragam militer.
James Poole kembali membuka sebuah toko di 181 Regent Street pada tahun 1822, dan kemudian mendirikan markas besar di 4 Old Burlington Street, yang sejajar dengan Savile Row. Pada tahun 1846, James Poole meninggal dan bisnisnya diteruskan oleh putranya yaitu Henry. Karismanya yang kuat serta hasrat tinggi terhadap dunia olahraga berkuda dan lapangan membuatnya menjadi penjahit berstatus selebriti pada saat itu.
Reputasi Henry Poole terus berkembang ketika ia melayani Kaisar Napoleon dan Ratu Victoria. Ditambah lagi ketika Raja Edward VII yang menciptakan pusat perkumpulan sosial di sekitar tempat Henry Poole di Mayfair dan langsung menjadikannya seorang pemimpin mode. Para bangsawan pun mulai berdatangan hingga Henry Poole memperluas toko dan membangun showroom megah dengan pintu masuk yang membuka ke Savile Row. Dengan demikian, menetapkan Savile Row sebagai pusat pakaian pria hingga sekarang ini.
Henry Poole meninggal pada tahun 1876 dan sepupunya yang bernama Samuel Cundey mengambil alih. Pada saat itu, toko mereka sudah melayani hampir setiap pemuka kerajaan Eropa. Poole telah membuka cabang di Paris, Vienna, dan Berlin yang membentuk sebuah kerajaan bisnis mode internasional yang terus berlanjut hingga sekarang ini. Pada awal 1900an, Henry Poole telah mengukir namanya menjadi salah satu pengrajin jas bespoke terbesar di dunia, dengan 300 penjahit dan 14 pemotong.
Jas Bespoke Sekarang Ini
Di era sekarang ini, membuat pakaian secara handmade terlihat seperti sesuatu yang sudah ketinggalan zaman, karena kemajuan teknologi yang pesat memungkinkan membuat pakaian siap pakai yang berkualitas serta ketersediaannya dalam berbagai ukuran serta harga membuat pengrajin pakaian handmade menjadi tidak terlalu dibutuhkan. Namun, sebagian penjahit masih mempertahankan keahlian membuat pakaian mewah secara handmade, seperti jas bespoke. Sejak 1970an, minat pada jas bespoke kembali meningkat. Sekarang ini, banyak pria yang tertarik pada gaya klasik dan memiliki pakaian yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Keahlian membuat jas bespoke sekarang ini tetap dijaga oleh para tukang jahit yang sangat dihormati. Jas bespoke memberikan kesempatan bagi pria untuk bisa memiliki jas yang sempurna sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya serta eksklusif hanya untuk dirinya sendiri. Para penjahit jas bespoke menekankan bahwa pakaian mereka bersifat abad, yang mana pada awal abad ke-20, mereka berpendapat bahwa pakaian merekalah yang paling berkualitas dan menghasilkan jas klasik serta tahan lama.
Biaya pembuatan jas bespoke yang tinggi, membuat jas bespoke hanya dapat diakses oleh mereka yang bersedia bepergian ke penjahit atau beberapa penjahit yang menyediakan layanan daring. Sekarang ini, teknologi internet sudah mengubah semuanya termasuk industri pakaian pria, pasar yang berkembang untuk fast fashion, serta perilaku banyak pria yang lebih mementingkan jumlah daripada kualitas. Berbagai pertanyaan pun mulai muncul, seperti apakah industri jas bespoke ini akan tetap bisa berjalan, dimana sebagian penjahit terkenal sudah ber umur dan di ambang pensiun. Meskipun begitu, banyak penjahit muda yang siap mengambil alih dan membangun studio perancangan jas bespoke. Tidak hanya itu, minat untuk barang-barang berkualitas, eksklusif, dan handmade tetap meningkat dan industri ini tetap memiliki daya tariknya tersendiri.
Henri Winata Bespoke: Perancang Jas Bespoke Muda Indonesia
Henri Winata Bespoke menjadi salah satu pengrajin jas bespoke muda di Indonesia. Henri Winata sebagai seorang perancang busana, menjadi salah satu pionir yang memperkenalkan jas bespoke di Indonesia. Dengan pengetahuan serta teknik yang mumpuni, Henri Winata adalah seorang yang tepat bagi Anda yang menginginkan kesempurnaan dalam setiap potongan jas Anda.
Pembuatan jas bespoke oleh Henri Winata mengacu pada European Tailoring Rules, yaitu menggunakan 100% bahan natural : silk, wool, cotton, etc (no polyester), melalui proses Raw Fitting, dan menggunakan teknik pembuatan jas Full Canvas (no fused). Selain itu, pembuatan paper pattern juga dilakukan dari awal (sesuai ukuran tubuh si pemakai), tidak menggunakan master paper pattern (pola yang sudah ada : ukuran S, M, L, XL). Dengan demikian, jas bespoke yang dihasilkan akan sangat maksimal.