Memahami Bahan Seersucker dalam Fashion Modern

Seersucker dikenal oleh banyak orang sebagai kain alas tidur, terutama untuk musim panas. Selama berabad-abad, bahan seersucker telah menjadi kain yang khas dan biasanya diasosiasikan sebagai bahan yang sering digunakan di Amerika Serikat dan Amerika Selatan.

Memiliki tekstur yang unik dan cocok digunakan pada cuaca hangat atau panas, menjadikannya kain ini populer bagi pria untuk acara tertentu. Banyak yang menggunakan bahan ini untuk membuat celana panjang, kaos, kemeja, hingga jas.

Namun, apa yang sebenarnya kita ketahui tentang bahan ini? Dalam artikel Henri Winata kali ini, kami akan membahas lebih dalam bahan seersucker yang begitu istimewa dalam dunia fashion modern.

Baca juga: Panduan Memilih Bahan untuk Jas Bespoke Anda

Apa Itu Seersucker?

Pada dasarnya, kain seersucker adalah kain katun ringan dengan garis-garis vertikal bergelombang dan halus yang tidak perlu disetrika. Konstruksi kain inilah yang membuatnya sempurna untuk suhu yang lebih hangat.

Umumnya kain seersucker memiliki motif garis-garis, kotak-kotak, atau polos. Motif cetak pada bahan seersucker biasanya relatif jarang karena sifat kainnya. Sementara itu, karena adanya anyaman benang yang berbeda, kain seersucker ini kurang tahan terhadap sobek dan dapat menjadi kusut.

Sejarah Singkat Kain Seersucker

Seersucker mungkin membangkitkan gambaran keindahan bangsawan, namun asal-usul kain ini jelas berasal dari orang-orang kalangan biasa. Di era India kolonial, tempat sutra ringan berasal, seersucker adalah kain para pekerja. Diambil dari frasa Persia “shir o shekar” yang berarti susu dan gula, seperti tekstur dari kainnya yang semilih.

Kain ini dihidupkan kembali di Amerika pada abad ke-20 sebagai katun berlekuk yang tahan lama untuk pria yang bekerja di bawah kondisi cuaca panas, seperti para petugas bensin.

Kemudian dalam dunia mode, kain ini mulai menjadi tren kembali pada tahun 1950-an dengan ditandainya para kalangan atas dari negara bagian selatan Amerika yang mengenakan setelan bahan seersucker ringan dengan warna biru dan putih. Selain itu, kain ini juga memiliki penampilan legendaris dalam film klasik “To Kill a Mockingbird” dari tahun 1962.

Gregory Peck, yang memerankan pengacara Atticus Finch, mengenakan setelan seersucker tiga bagian di pengadilan, membuat bahan ini mulai diterima secara sosial sejak saat itu.

Keunggulan Menggunakan Kain Seersucker

Seperti bahan kain lainnya, bahan seersucker memiliki beberapa keunggulan yang perlu Anda ketahui, sebagai berikut:

1. Cocok untuk Pakaian Musim Panas

Selama beberapa dekade, kain seersucker telah menjadi favorit di daerah selatan Amerika yang panas dan lembap. Seersucker merupakan pilihan kain yang sangat baik jika Anda sering mengalami hari-hari panas dan lembap. Selain dikenal karena kemampuannya untuk membuat Anda tetap sejuk, seersucker juga memiliki beberapa kualitas positif lainnya.

2. Dingin dan Menyegarkan

Dikarenakan bahannya yang ringan, seersucker adalah kain yang secara alami lebih mendinginkan. Meskipun jalinan yang sangat rapat dari katun membatasi aliran udara, namun kerutan pada kain juga dapat memberikan efek sejuk yang sama baiknya.

3. Memiliki Tampilan yang Unik

Selain pola atau warna apapun yang mungkin Anda miliki pada pakaian seersucker Anda, tekstur menarik dari seersucker itu sendiri adalah cara yang menyenangkan dan menarik untuk menambahkan minat visual yang unik. Teksturnya memberi Anda ruang untuk tetap menggunakan aksesoris yang lebih mencolok tanpa harus khawatir outfit Anda terlihat berlebihan.

4. Menyamarkan Kerutan

Pada dasarnya kerutan pada kain seersucker lebih sulit terlihat karena kainnya sendiri pun sebenarnya sulit kusut. Hal inilah menjadikan kain seersucker bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang sedang bepergian dan tidak memiliki akses untuk menggunakan setrika.

Baca juga: Bahan Linen dan Kelebihannya

Bagaimana Cara Merawat Kain Seersucker?

  1. Yang terbaik adalah mencuci dengan tangan daripada mencuci dengan mesin saat membersihkan, dan tidak disarankan untuk menggosok terlalu keras saat mencuci dengan tangan, karena gelembung pada kain seersucker dapat hilang secara bertahap setelah dicuci berulang kali, dan kain secara bertahap akan menjadi rata.
  2. Suhu air tidak boleh terlalu tinggi, umumnya tidak lebih dari 40°, untuk menghindari deformasi kain.
  3. Sebaiknya gunakan deterjen netral saat mencuci, bukan deterjen basa.
  4. Setelah dicuci, pakaian dengan bahan seersucker tidak boleh terkena sinar matahari, dan sebaiknya dikeringkan di tempat yang berventilasi dan sejuk untuk menghindari lunturnya pakaian berwarna dan menguningnya pakaian putih bersih.
  5. Pakaian berbahan kain seersucker tidak perlu disetrika, sebaiknya tidak disetrika, untuk menghindari hilangnya gelembung pada permukaan kain.
  6. Pakaian yang terbuat dari kain seersucker sebaiknya disimpan di lemari dan tetap kering bila tidak dipakai.

Demikianlah pembahasan artikel Henri Winata kali ini tentang bahan Seersucker. Tentunya bahan ini adalah salah satu bahan yang memiliki keindahan dengan motifnya yang unik dan sangat cocok untuk cuaca musim panas. Semoga artikel ini bermanfaat!